Karakteristik anak-anak adalah berorientasi ada kebutuhannya, sehingga aktifitas yang dilakukan tidak terlepas dari pemenuhan kebutuhannya.Oleh karena itu kita harus memahami aneka kebutuhan anak seperti makan, minum, istirahat, kasih sayang, dihargai, diakui dan kesempatan eksplorasi / bermain. Pemenuhan kebutuhan yang kurang maksimal biasanya menyulut emosi anak, contohnya: anak lapar atau haus,tidak bisa menahan diri dan diajak kegiatan lain, ia akan menangis bahkan meronta-ronta. Anak yang merasa kurang disayang pun akan mudah emosi, bahkan bertabiat melepaskan emosi pada teman berupa pukulan, gigitan karena tidak bisa membalas rasa sakit hati pada orang tua.Seringkali kita sempurna dalam pemenuhan makan, minum dan istirahat anak, namun kurang istiqomah dalam pemenuhan kasih sayang, menghargai anak, pengakuan eksistensi diri anak dan kesempatan eksplorasi. Akibatnya anak mengeluarkan bentuk emosi berupa merengek-rewel, menangis lama, memukul diri sendiri, teriak-teriak, berkata kotor, berguling-guling di lantai, lompat-lompat, membentuskan kepala, membuat badan kaku, bahkan kejang. Emosi seperti inilah yang disebut temper tantrum.
Sabtu, 16 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar