Anak adalah mahluk Alloh yang diamanahkan kepada orang tua untuk dirawat dan dididik agar tumbuh sekaligus berkembang menjadi manusia besar yang bermanfaat bagi kehidupan. Keimanan kepada Sang Pencipta menuntun kita untuk mencintai semua ciptaanNya, termasuk mencintai anak-anak. Cinta yang dibutuhkan anak adalah cinta sepenuh hati,bukan setengah hati, seperempat atau lebih kecil dari itu. Mencintai anak bermakna menerima anak apa adanya, bersedia merawat, mau bermain dengannya, semangat mendidiknya, sabar mendengar ceritanya, berbesar hati dengan prilakunya, bersedia memperbaikinya dan lain-lain. Besarnya cinta menentukan pertumbuhan dan perkembangan si buah hati. Apakah ia akan menjadi penyedap pandangan dan penyejukan hati di dunia dan akherat ?. Upaya yang benar dari kita sangat dibutuhkan.
Namun ironisnya diantara kita
acapkali benar-benar menghargai dan mencintai anak hanya ketika berprestasi .
Ketika anak kita mendapat kejuaraan dalam lomba atau juara kelas, orang tua
sangat bangga sampai tak jemu-jemu menceritakan pada semua orang yang dijumpai.
Tapi ketika sang buah hati tidak mendapatkan bintang kejuaraan, orang tua
emosional, tidak ada kebanggaan pada anaknya, hilang selera bercengkrama,
pertanyaan menyudutkan dan membandingkan dengan anak lain dilontarkan
berkali-kali : “ Mengapa begitu saja kamu tidak bisa ?”. “ Mengapa temanmu
bisa, kamu tidak ?”. Tidak terbersit dalam diri orang tua untuk mengevaluasi
diri dan anak, guna mencari asal ketidakberhasilan, atau membuka hati dan
pemikiran bahwa anak-anak masih dalam tahap perkembangan yang membutuhkan berbagai
pengetahuan, latihan dan waktu menuju kematangan. Hal lain yang perlu
dipahami pula adalah kemampuan dan
kecepatan kerja orang tua bisa jadi
berbeda dengan anak. Di sisi yang lain, ada model orang tua yang acuh terhadap
anak, mereka larut dalam rutinitas
kerja, anak dianggap beban, mendidik dengan tenaga sisa - ala kadarnya. Yang
tak kalah runyam, apabila orang tua sadar mengasuh dan mendidik anaknya namun
tanpa ilmu yang memadai, berakibat terjerumus merawat over protektif dan
mendidik anak di luar batas kemampuan anak. Hal ini berakibat pada hilangnya kebebasan eksploratif
yang merupakan dasar kreatifitas. Tekanan emosi yang dirasakan anak akibat over
protektif orang tua memangkas kebahagiaan anak yang mendasari kesehatan jiwa.
Dampaknya kita jumpai anak yang mudah emosional, putus asa, pobia, takut resiko
tugas, bahkan bunuh diri dan lain-lain.
Kondisi di atas harus segera diatasi
agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang optimal. Kesadaran merawat dan
mendidik anak yang benar harus ditumbuhkan pada diri orang tua, bahkan pada pasangan yang hendak membentuk rumah
tangga. Pendidikan untuk menjadi orang tua harus diselenggarakan secara intensif.
Idealnya kesadaran, kemampuan merawat dan mendidik anak dimiliki orang tua
sebelum mereka membentuk rumah tangga, tepatnya adanya sekolah orang tua untuk
pasangan muda tersebut, agar mereka kelak siap, tahu dan bisa melaksanakan
kewajiban terhadap anak dengan baik. Namun
kebanyakan kita belajar mendidik anak setelah mereka lahir, bahkan
ketika anak kita bermasalah baru sibuk mencari tenaga ahli untuk menyelesaikan
problema.
Pemerintah menaruh perhatian pada
masalah ini dengan mendorong orang tua untuk mengikuti program Posyandu dan Pos
Paud melalui Dinas Kesehatan yang akan menuntun orang tua memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Di lain pihak pemerintah juga menurunkan
program Parenting di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui Dinas
Pendidikan guna mendidik orang tua agar mampu mendidik anaknya di rumah dengan
benar. Materi Parenting dan Standar Pendidikan Anak Usia Dini dapat diunduh
khalayak luas pada situs DIRJEN PAUDNI KEMENDIKNAS.
Pihak swasta juga tidak kalah besar
perannya dalam mengambil bagian program pendidikan orang tua berupa
penyelenggaraan seminar,sarasehan, talkshow, workshop, siaran edukatif,
penerbitan buku, sharing dunia maya dan lain-lain yang membangkitkan kesadaran
mendidik anak yang benar. Salah satu contoh adalah Buku Ajarkan Aku Cinta yang
ditulis oleh Abyz Wigati tahun 2012 yang diterbitkan Langit Kresna Hariadi
Production. Buku Ajarkan Aku Cinta berisi pengalaman pengasuhan anak yang
menggetarkan hati, inspiratif dan implementatif dari pihak pengarang dalam
membesarkan tiga anak buah hatinya.
Pada lembaga PG-TK –TPA Islam Al-Husna Lawang juga
menyelenggarakan Program Parenting, bahkan sudah dilaksanakan mulai tahun 2001
yaitu tahun awal berdirinya lembaga. Program Parenting ini kami gelar tujuh
kali setahun pada tahun ajaran 2013/2014, berupa tiga kali Sharing Pendidikan dan empat kali keterlibatan orang tua dalam program pembelajaran
( pada kegiatan Manasik Haji, Sayang
Ibu,Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Pentas Seni Akhir Tahun). Untuk
Sharing Pendidikan kami namai Program
Parents Club, dan materi yang kami angkat adalah :
-
Jurus Jitu Mendidik
Anak
-
Tuntas Tugas
Perkembangan Anak
-
Menyelesaikan
Problematika Anak Usia Dini.
Pada materi Jurus Jitu Mendidik Anak kita akan menyimak
tentang sikap dan mental yang tepat pada orang tua ketika merawat dan mendidik
anak. Di dalamnya juga mengajak orang tua untuk mempelajari dunia anak, tugas
perkembangan, teori otak anak, golden age, kecerdasan majemuk, teori
pendidikan, hadist-hadist tentang mendidik anak dan lain-lain.
Materi kedua mengupas tentang Tugas Perkembangan. Tugas
Perkembangan Anak haruslah tuntas pada usia enam tahun pertama, hal ini
disebabkan pada fase itu merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat bagi seorang anak. Orang tua dan pengasuh harus memantau intensif agar
tumbuh kembangnya tidak terlambat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua
peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan merupakan
suatu perubahan dalam ukuran tubuh dan merupakan suatu yang dapat diukur
seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala yang dapat dibaca pada
pertumbuhan. Sedangkan perkembangan lebih ditujukan pada kematangan fungsi
alat-alat tubuh. Seperti kaki untuk melompat
(gerakan kasar), jari-jari tangan
untuk menulis, mengancingkan baju
(gerakan halus), pemahaman (bagaimana anak belajar dari lingkungannya untuk
mengerti anggota tubuh, warna), bicara (anak mampu mengungkapkan sesuatu yang
dimaksud) dan solialisasi. Proses
pertumbuhan anak selalu dihubungkan dengan perkembangan. Dan gagalnya proses
tumbuh kembang anak di usia dini akan berakibat pada rendahnya kemampuan pada
jenjang berikutnya. Oleh karena itu kita
sebagai orang tua sekaligus pendidik hendaknya memperhatikan masalah ini, serta
berupaya optimal pada tuntasnya tumbuh kembang anak dengan diawali memahami
materi tumbuh kembang anak usia dini melalui program Parents Club II di TK
Islam Al-Husna Lawang.
Materi ke-tiga di Parents Club adalah menyelesaikan
problematika anak usia dini. Problem kesulitan wicara, konsentrasi, memegang
pensil, mengingat / menghafal lagu dan do’a, mengendalikan diri, berbagi dengan
sesama dan lain-lain akan dikupas tuntas dari mengenal berbagai kesulitan
hingga tatacara terapi perbaikan, sehingga pihak orang tua punya gambaran cara
membantu mengatasi masalah anaknya. Harapannya orang tua bisa bersama sekolah
bekerjasama menyelesaikan problematika anak.
Berangkat dari kesadaran dan pemahaman ilmu merawat,
mengasuh dan mendidik anak yang benar yang dimiliki orang tua setelah mengikuti
program Parenting, mudah-mudahan tidak kita jumpai lagi anak-anak yang
terabaikan, teraniaya, tereksploitasi, gizi buruk, penyakitan, tak terdidik dan
lain-lain yang menyedihkan. Beralih kita jumpai anak-anak yang sehat, berakhlak
mulia, cerdas, kreatif, percaya diri, suka menolong sesama, berbakti pada orang
tua, gemar beribadah, berani dan bisa berkompetisi dan sangat bahagia di masa
kanak-kanaknya. Kondisi yang baik ini adalah modal tumbuhnya generasi muda yang
tangguh yang siap meneruskan estafet perjuangan bangsa. Orang tua tentunya akan
bahagia melihat anaknya sangat bakti kepadanya dengan doa yang selalu
dipanjatkan, kepatuhan dalam perintah, mau membantu pekerjaan, rajin beribadah,
gemar belajar, bersikap sopan, suka membatu sesama, peduli lingkungan dan sikap
lainnya yang positif.
Menuju pada keberhasilan program pendidikan anak sebagaimana
yang dituturkan di atas, mari membuka
hati dan doa untuk anak-anak, karena
mereka hadir dari Alloh untuk kita-memuliakan kita dunia-akherat. Marilah kita mengasah rasa cinta pada anak, karena
dengan cinta yang tulus kita akan sanggup
menerima beratnya amanah dan kuat menahan lelah sekaligus sulitnya
membesarkan dan mendidik anak. Dan
jangan lupa pula marilah kita selalu tanpa ragu-ragu merawat, mengasuh dan mendidik dengan ilmu, karena ilmu akan
menuntun kita pada kebenaran dan kesuksesan. Dengan demikian menjadi orang tua
harus bersungguh-sungguh, tidak asal-asalan.melainkan selalu berupaya
asah-asih-asuh dengan hati dan ilmu. Semoga Alloh SWT selalu memberi kita
kekuatan untuk mengabdi, memberi petunjuk untuk berbakti, memberi kehalusan
hati untuk mencintai anak-anak, dan memberi kemudahan untuk menghantarkan kesuksesan
anak-anak tercinta menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat besar dan bahagia
di dunia dan akherat.Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar