Kamis, 24 Oktober 2013

ASAH-ASIH-ASUH ANAK DENGAN HATI DAN ILMU


Anak adalah mahluk Alloh yang diamanahkan kepada orang tua untuk dirawat dan dididik agar tumbuh sekaligus berkembang menjadi manusia besar yang bermanfaat bagi kehidupan. Keimanan kepada Sang Pencipta menuntun kita untuk mencintai semua ciptaanNya, termasuk mencintai anak-anak. Cinta yang dibutuhkan anak adalah cinta sepenuh hati,bukan setengah hati, seperempat atau lebih kecil dari itu. Mencintai anak bermakna menerima anak apa adanya, bersedia merawat, mau bermain dengannya, semangat mendidiknya, sabar mendengar ceritanya, berbesar hati dengan prilakunya, bersedia memperbaikinya dan lain-lain. Besarnya cinta menentukan pertumbuhan dan perkembangan si buah hati. Apakah ia akan menjadi penyedap pandangan dan penyejukan hati di dunia dan akherat ?. Upaya yang benar dari kita sangat dibutuhkan.
            Namun ironisnya diantara kita acapkali benar-benar menghargai dan mencintai anak hanya ketika berprestasi . Ketika anak kita mendapat kejuaraan dalam lomba atau juara kelas, orang tua sangat bangga sampai tak jemu-jemu menceritakan pada semua orang yang dijumpai. Tapi ketika sang buah hati tidak mendapatkan bintang kejuaraan, orang tua emosional, tidak ada kebanggaan pada anaknya, hilang selera bercengkrama, pertanyaan menyudutkan dan membandingkan dengan anak lain dilontarkan berkali-kali : “ Mengapa begitu saja kamu tidak bisa ?”. “ Mengapa temanmu bisa, kamu tidak ?”. Tidak terbersit dalam diri orang tua untuk mengevaluasi diri dan anak, guna mencari asal ketidakberhasilan, atau membuka hati dan pemikiran bahwa anak-anak masih dalam tahap perkembangan yang membutuhkan berbagai pengetahuan, latihan dan waktu menuju kematangan. Hal lain yang perlu dipahami pula adalah  kemampuan dan kecepatan kerja orang tua  bisa jadi berbeda dengan anak. Di sisi yang lain, ada model orang tua yang acuh terhadap anak,  mereka larut dalam rutinitas kerja, anak dianggap beban, mendidik dengan tenaga sisa - ala kadarnya. Yang tak kalah runyam, apabila orang tua sadar mengasuh dan mendidik anaknya namun tanpa ilmu yang memadai, berakibat terjerumus merawat over protektif dan mendidik anak di luar batas kemampuan anak. Hal ini  berakibat pada hilangnya kebebasan eksploratif yang merupakan dasar kreatifitas. Tekanan emosi yang dirasakan anak akibat over protektif orang tua memangkas kebahagiaan anak yang mendasari kesehatan jiwa. Dampaknya kita jumpai anak yang mudah emosional, putus asa, pobia, takut resiko tugas, bahkan bunuh diri dan lain-lain.
            Kondisi di atas harus segera diatasi agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang optimal. Kesadaran merawat dan mendidik anak yang benar harus ditumbuhkan pada diri orang tua, bahkan  pada pasangan yang hendak membentuk rumah tangga. Pendidikan untuk menjadi orang tua harus diselenggarakan secara intensif. Idealnya kesadaran, kemampuan merawat dan mendidik anak dimiliki orang tua sebelum mereka membentuk rumah tangga, tepatnya adanya sekolah orang tua untuk pasangan muda tersebut, agar mereka kelak siap, tahu dan bisa melaksanakan kewajiban terhadap anak dengan baik. Namun  kebanyakan kita belajar mendidik anak setelah mereka lahir, bahkan ketika anak kita bermasalah baru sibuk mencari tenaga ahli untuk menyelesaikan problema.
            Pemerintah menaruh perhatian pada masalah ini dengan mendorong orang tua untuk mengikuti program Posyandu dan Pos Paud melalui Dinas Kesehatan yang akan menuntun orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Di lain pihak pemerintah juga menurunkan program Parenting di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui Dinas Pendidikan guna mendidik orang tua agar mampu mendidik anaknya di rumah dengan benar. Materi Parenting dan Standar Pendidikan Anak Usia Dini dapat diunduh khalayak luas pada situs DIRJEN PAUDNI KEMENDIKNAS.
            Pihak swasta juga tidak kalah besar perannya dalam mengambil bagian program pendidikan orang tua berupa penyelenggaraan seminar,sarasehan, talkshow, workshop, siaran edukatif, penerbitan buku, sharing dunia maya dan lain-lain yang membangkitkan kesadaran mendidik anak yang benar. Salah satu contoh adalah Buku Ajarkan Aku Cinta yang ditulis oleh Abyz Wigati tahun 2012 yang diterbitkan Langit Kresna Hariadi Production. Buku Ajarkan Aku Cinta berisi pengalaman pengasuhan anak yang menggetarkan hati, inspiratif dan implementatif dari pihak pengarang dalam membesarkan tiga anak buah hatinya.
            Pada lembaga  PG-TK –TPA Islam Al-Husna Lawang juga menyelenggarakan Program Parenting, bahkan sudah dilaksanakan mulai tahun 2001 yaitu tahun awal berdirinya lembaga. Program Parenting ini kami gelar tujuh kali setahun pada tahun ajaran 2013/2014,  berupa tiga kali Sharing Pendidikan dan  empat  kali keterlibatan orang tua dalam program  pembelajaran     ( pada kegiatan Manasik Haji, Sayang Ibu,Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Pentas Seni Akhir Tahun). Untuk Sharing Pendidikan  kami namai Program Parents Club, dan materi yang kami angkat adalah :
-          Jurus Jitu Mendidik Anak
-          Tuntas Tugas Perkembangan Anak
-          Menyelesaikan Problematika Anak Usia Dini.
Pada materi Jurus Jitu Mendidik Anak kita akan menyimak tentang sikap dan mental yang tepat pada orang tua ketika merawat dan mendidik anak. Di dalamnya juga mengajak orang tua untuk mempelajari dunia anak, tugas perkembangan, teori otak anak, golden age, kecerdasan majemuk, teori pendidikan, hadist-hadist tentang mendidik anak dan lain-lain.
Materi kedua mengupas tentang Tugas Perkembangan. Tugas Perkembangan Anak haruslah tuntas pada usia enam tahun pertama, hal ini disebabkan pada fase itu merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat bagi seorang anak. Orang tua dan pengasuh harus memantau intensif agar tumbuh kembangnya tidak terlambat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan dalam ukuran tubuh dan merupakan suatu yang dapat diukur seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala yang dapat dibaca pada pertumbuhan. Sedangkan perkembangan lebih ditujukan pada kematangan fungsi alat-alat tubuh. Seperti kaki untuk melompat  (gerakan kasar),  jari-jari  tangan  untuk menulis,  mengancingkan baju (gerakan halus), pemahaman (bagaimana anak belajar dari lingkungannya untuk mengerti anggota tubuh, warna), bicara (anak mampu mengungkapkan sesuatu yang dimaksud) dan solialisasi.  Proses pertumbuhan anak selalu dihubungkan dengan perkembangan. Dan gagalnya proses tumbuh kembang anak di usia dini akan berakibat pada rendahnya kemampuan pada jenjang berikutnya. Oleh karena itu  kita sebagai orang tua sekaligus pendidik hendaknya memperhatikan masalah ini, serta berupaya optimal pada tuntasnya tumbuh kembang anak dengan diawali memahami materi tumbuh kembang anak usia dini melalui program Parents Club II di TK Islam Al-Husna Lawang.
Materi ke-tiga di Parents Club adalah menyelesaikan problematika anak usia dini. Problem kesulitan wicara, konsentrasi, memegang pensil, mengingat / menghafal lagu dan do’a, mengendalikan diri, berbagi dengan sesama dan lain-lain akan dikupas tuntas dari mengenal berbagai kesulitan hingga tatacara terapi perbaikan,  sehingga pihak orang tua punya gambaran cara membantu mengatasi masalah anaknya. Harapannya orang tua bisa bersama sekolah bekerjasama menyelesaikan problematika anak.
Berangkat dari kesadaran dan pemahaman ilmu merawat, mengasuh dan mendidik anak yang benar yang dimiliki orang tua setelah mengikuti program Parenting, mudah-mudahan tidak kita jumpai lagi anak-anak yang terabaikan, teraniaya, tereksploitasi, gizi buruk, penyakitan, tak terdidik dan lain-lain yang menyedihkan. Beralih kita jumpai anak-anak yang sehat, berakhlak mulia, cerdas, kreatif, percaya diri, suka menolong sesama, berbakti pada orang tua, gemar beribadah, berani dan bisa berkompetisi dan sangat bahagia di masa kanak-kanaknya. Kondisi yang baik ini adalah modal tumbuhnya generasi muda yang tangguh yang siap meneruskan estafet perjuangan bangsa. Orang tua tentunya akan bahagia melihat anaknya sangat bakti kepadanya dengan doa yang selalu dipanjatkan, kepatuhan dalam perintah, mau membantu pekerjaan, rajin beribadah, gemar belajar, bersikap sopan, suka membatu sesama, peduli lingkungan dan sikap lainnya yang positif.
Menuju pada keberhasilan program pendidikan anak sebagaimana yang dituturkan di atas, mari membuka hati dan doa  untuk anak-anak, karena mereka hadir dari Alloh untuk kita-memuliakan kita dunia-akherat. Marilah kita mengasah rasa cinta pada anak, karena dengan cinta yang tulus kita akan sanggup  menerima beratnya amanah dan kuat menahan lelah sekaligus sulitnya membesarkan dan  mendidik anak. Dan jangan lupa pula marilah kita selalu tanpa ragu-ragu merawat, mengasuh dan mendidik dengan ilmu, karena ilmu akan menuntun kita pada kebenaran dan kesuksesan. Dengan demikian menjadi orang tua harus bersungguh-sungguh, tidak asal-asalan.melainkan selalu berupaya asah-asih-asuh dengan hati dan ilmu. Semoga Alloh SWT selalu memberi kita kekuatan untuk mengabdi, memberi petunjuk untuk berbakti, memberi kehalusan hati untuk mencintai anak-anak, dan memberi kemudahan untuk menghantarkan kesuksesan anak-anak tercinta menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat besar dan bahagia di dunia dan akherat.Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar